Vnn.co.id, Kabupaten Bogor- yang kita pelajari tidaklah bebas nilai, ada worldview yang mempengaruhi ilmu itu. Filsafat di dalam peradaban Islam secara nyata mewujud menjadi disiplin ilmu yang matang dan menjadi cara pandang untuk menuju kebesaran dan keanggungan Allah, motivasi mempelari lebih mendalam, meneliti, dan menyampaikan menjadi jihad.
Hal itu yang membedakan dengan filsafat dalam peradaban barat, Filsafat Islam dibimbing oleh agama serta diwarnai oleh ilmu kalam dan tasawuf. Barat sendiri memandang filsafat itu untuk mereduksi agama hingga menghasilkan ilmu pengetahuan tanpa bimbingan agama.
Barat di mulai sejak periode renainsans memiliki paradigma bahwa agama yang harus mengikuti perkembangan sains, hal itu tak lepas dari pengalaman kelam perjalanan agama di barat itu sendiri.
Dari perkembangan Filsafat Islam yang di bimbing oleh Al-Quran dan Sunnah maka lahir kegemilangan peradaban Islam di Baghdad dan Andalusia, pada masa khalifah al ma'mun dibuat lembaga riset terbesar yang bernama Baitul Hikmah.
Al-khwarizmi yang dijuluki bapak matematika lahir dari lembaga itu. Salah satu sumbangsih Al-Khawarizmi adalah menemukan angka nol, tanpa penemuan Al-Khawarizmi mungkin sampai saat ini kita masih menggunakan huruf romawi dalam berhitung dan bisa di bayangkan betapa sulitnya kita.
Al-Khawarizmi juga penemu ilmu Algoritma, maka orang-orang barat memanggilnya dengan sebutan Algorithm.
Algoritma adalah urutan dari sejumlah langkah logis dan sistematis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Algoritma dianggap sebagai kunci dari ilmu komputer yang dipakai untuk spesifikasi guna mengolah dan menghitung suatu data.
Dari Algoritma lah kita bisa merasakan manfaat digitalisasi hingga saat ini, kita mengenal media sosial, kita bisa berinteraksi jarak jauh secara real time menggunakan whatsaap serta aplikasi serupa. Mark zuckerberg orang yang merancang facebook pertama kali sangat mengidolakan Al-Khawarizmi dan dia membayangkan bagaimana dunia jikalau tanpa algoritma.
Worldview barat mempengaruhi ilmu pengetahuan modern yang menghilangkan unsur-unsur metafisika, dan dampaknya kita rasakan hingga saat ini. Worldview barat merasuk keseluruh bangunan ilmu pengetahuhan yang banyak orang anggap bebas nilai.
Hal ini banyak tak disadari kaum muslimin bahkan oleh institusi-institusi pendidikan Islam itu sendiri. Ilmu yang diajarkan oleh guru diangggap tak ada yang mempengaruhi oleh hal-hal dari luaran.
Kita bisa melihat dampak dari sekularisasi ilmu adalah kerusakan alam berpikir si penerima ilmu itu. Judi online adalah manifestasi dari paradigma barat sekuler yang terjadi dari ilmu algoritma.
Ilmu tidak memberi dampak kepada iman peserta didik, ilmu dari kegiatan belajar mengajar dibiarkan liar tanpa pandangan alam Islam. Orang yang membuat judi online pasti kan sebelum membuatnya si pembuat memiliki paradigma berpikir hingga terbentuk menjadi sebuah motivasi yang terbangun di dalam dunia idea nya. Dalam paragma sekuler dan materialistiknya apa yang dibuat dari ilmu nya hanya bisnis oriented tanpa memikirkan dampak dari dosa jariyah yang dilakukan.
Para pakar pendidikan Islam banyak yang mengatakan bahwa tantangan pendidikan Islam itu ada dua, materialisme dan jebakan kurikulum sekuler. Dalam worldview Islam harusnya kita bisa menemukan Tuhan di dalam Algoritma.
