 |
| Ilustrasi penipuan. |
Vnn.co.id, Gresik - Bagi pebisnis, membagikan nomor yang dapat dihubungi pada pamflet promosi usahanya merupakan peluang untuk mendapatkan kepercayaan calon pembelinya. Namun, siapa sangka hal ini juga dapat dijadikan peluang oleh para penipu untuk mengelabuhi mangsanya.
Beberapa pekan ini, muncul banyak pengaduan kasus penipuan yang mengatasnamakan teman maupun kerabat dekat melalui medsos seperti WhatsApp. Hal ini dialami oleh salah seorang warga Jl. RA Kartini Gg 20 Gresik yang memiliki usaha menyediakan tempat kos.
Pasalnya, korban (NH) mengaku menerima pesan WhatsApp dari terlapor dengan nomor 081285384931 yang mengaku sebagai teman korban dan ingin mencari kos untuk adiknya selama 1 tahun. Setelah adanya kesepakatan, terlapor memberikan bukti resi transfer yang belakangan diketahui palsu.
Tak berhenti sampai di situ, tersangka menggunakan nomor lain dan mengaku sebagai adik temannya (korban). Pesan tersebut mengatakan bahwa ia tak jadi kos, sehingga meminta korban untuk mengembalikan uang tersangka. korban pun mengembalikan uang itu setelah terus didesak pada Selasa (2/2/21) sekira pukul 12. 01 WIB di mesin ATM Bank Mandiri Jl. RA Kartini Kec. Kebomas Kab. Gresik sebesar Rp 3.500.000.
Namun, akhirnya korban sadar jika ia tertipu setelah mengetahui bukti transfer tersebut ternyata palsu. Akibatnya, korban mengalami kerugian 3 juta dan langsung melapor ke Polres Gresik.
Dengan begitu, ini menjadi peringatan bagi pelaku usaha yang mempromosikan usahanya melalui media sosial, yang mana biasanya tercantum nomor telepon dan dapat dimanfaatkan sebagai objek penipuan.
Terpisah, kasus yang sama juga dialami dengan target "chip", yaitu transaksi pembayaran game online.
Dengan maraknya modus penipuan melalui medsos: WhatsApp, Facebook, dan lainnya yang menawarkan pinjaman atau barangjasa dengan harga termurah yang tidak rasional. Pegiat Perlindungan konsumen Nasional Mamat Genio mengimbau masyarakat agar ekstra hati-hati dan waspada serta jangan mudah percaya begitu saja atas semua modus penipuan apalagi melalui online medsos yang sangat sulit dideteksi keberadaannya sebab banyak yang fiktif dan manipulasi
Red: Mega
