Perubahan Mekanisme SNMPTN dan SBMPTN di Masa Pandemi -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Perubahan Mekanisme SNMPTN dan SBMPTN di Masa Pandemi

, 1/04/2021 10:34:00 PM

Ilustrasi (Dara.co.id).

Vnn.co.id, Surabaya - Adaptasi perilaku dan mekanisme di tengah pandemi mempengaruhi semua sektor kehidupan, terutama pendidikan. Pelaksanaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2021 pun terkena imbasnya.

“Berbeda dengan tahun sebelumnya, untuk tahun ini penentuan kuota siswa eligible (yang boleh) mendaftar SNMPTN bisa diketahui sejak awal. Dengan begitu, diharapkan sekolah bisa menyiapkan berapa siswa yang eligible,” ujar Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof. Mohammad Nasih saat merilis pengumuman mekanisme SNMPTN-SBMPTN 2021 baru secara virtual melalui siaran Yotube pada Senin (4/1/21).

Prof. Nasih menuturkan, sejak tanggal 28 Desember 2020, LTMPT sudah mengumumkan kuota untuk tiap sekolah dan jumlah kuota setiap jurusan di setiap sekolah.

“Sehingga kami hanya mengolah data siswa yang eligible saja untuk tahun ini. Sedangkan jumlah selebihnya akan ditunggu di pendaftaran UTBK-SBMPTN,” ujar Rektor Universitas Airlangga Surabaya itu.

Perbedaan lainnya dalam pendaftaran SNMPTN-SBMPTN tahun ini adalah adanya integrasi politeknik, D4 dengan PTN.

Politeknik dan D4 di beberapa perguruan tinggi akan mengikuti SNMPTN dan SBMPTN. Siswa juga bisa memilih jurusan di institut, D4 atau politeknik secara bersamaan.

“Bagi lulusan SMK yang memilih politeknik dengan jurusan yang serumpun maka akan diberikan bobot lebih di indeks sekolah sehingga peluang masuknya lebih tinggi,” ucap Mohammad Nasih.

Integrasi SNMPTN-SBMPTN juga berlaku bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah Kementerian Agama (Kemenag).

Jika PTKIN sepenuhnya mengikuti mekanisme SNMPTN, lanjutnya, maka di SBMPTN dan jalur Mandiri harus mengikutsertakan jurusan yang ada.

“Misalnya di jurusan Ekonomi Islam, SNMPTN 10 persen dan SBMPTN 20 persen dan Mandiri dilakukan sendiri, kita (LTMPT) tidak mau. Jadi integrasinya harus konsisten,” ujarnya.

Sementara itu, nilai rata-rata Tes Potensi Skolastik (TPS) tahun 2020 juga akan masuk poin penting indeks sekolah untuk menentukan peluang siswa masuk di perguruan tinggi yang dituju. Di tahun sebelumnya jalur SNMPTN banyak menggunakan prestasi dari siswa.

Dengan demikian, maka peluang akan lebih banyak bagi sekolah yang mempunyai siswa yang ada di perguruan tinggi tersebut.

“Oleh karena itu, kita inisiasi salah satu poin penting indeks sekolah di nilai rata-rata TPS kemarin. Meskipun ada SMA belum masuk Unair misalnya, atau PTN lain tapi nilai TPS-nya berada di 10 terbaik di tahun sebelumnya, maka punya peluang yang sama. Tentu mempertimbangkan faktor lain, seperti afirmasi atau kondisi wilayah siswa,” tandasnya.

Red: Mega

TerPopuler

close