 |
| Kh Said Ridlwan, Pengasuh Ponpes Lirboyo, Kediri. |
Vnn.co.id, Kediri - Kepulangan Habib Rizieq Shihab, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) pada 10 November 2020 lalu dengan membawa narasi jihad, mengundang berbagai tanggapan. Mulai jihad revolusi akhlak sampai jihad membela ulama, dalam hal ini adalah jihad membela Habib Rizieq Shihab.
Bahkan, tempo hari lalu sempat viral video seorang muadzin yang mengganti redaksi azan dari "Hayya ala al-shalat" menjadi "Hayya ala al-jihad" yang disinyalir merupakan seruan berjihad membela Habib Rizieq yang harus berurusan dengan pihak berwajib.
Apalagi, setelah Habib Rizieq ditetapkan sebagai tersangka dan harus ditahan di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (12/12/20) kemarin atas kasus pelanggaran protokol kesehatan di Petamburan (14/12) lalu. Hal tersebut memicu berbagai reaksi dari pengikutnya, di antaranya video pengancaman akan memenggal polisi jika berani memenjarakan Habib Rizieq.
Menanggapi hal demikian, KH M Said Ridlwan, Pengasuh PP Lirboyo menganggap bahwa terdapat mispersepsi perihal jihad. Baginya, jihad setelah merdeka bukanlah perang, melainkan pembangunan.
"Negara kalau sudah merdeka, bukan jihad perang lagi, tapi pembangunan. Negara kalau sedah ada undang-undang bukan lagi revolusi yang digelorakan, tapi ketertiban," ujar KH M. Said Ridlwan yang di-posting pada laman Twtter Hubbul Wathon Minal Iman sebagaimana dilansir bangsaonline.com.
Kiai muda tersebut juga menyenggol orang-orang yang menyalahpahami jihad. Menurutnya, orang-orang itu tidak lebih dari seorang pengangguran dan provokator. "Jika masih ada yang ngajak jihad revolusi, itu kelakuan orang nganggur, provokator," tandasnya.
Red: Mega
