Heboh! Aplikasi Muslim Pro Jual Data Pengguna ke Militer Amerika Serikat! -->
IKLAN PEMDA BEKASI HUT RI 2023 VNNCOID

Heboh! Aplikasi Muslim Pro Jual Data Pengguna ke Militer Amerika Serikat!

, 11/17/2020 09:30:00 PM

 

Aplikasi Muslim Pro telah diunduh lebih dari 50 juta pengguna.

Sumber: Google Playstore

Vnn.co.id - Dunia maya pada hari ini, Selasa (17/11/2020), kembali dikejutkan dengan sebuah berita menggemparkan. Pasalnya, aplikasi pengingat Sholat dan Al-Qur'an digital bernama Muslim Pro dikabarkan menjual data penggunanya ke Militer Amerika Serikat.

Di Indonesia sendiri, kata Muslim Pro menjadi trending topic populer nomor 4 wilayah Indonesia di Twitter dengan jumlah kicauan dari pengguna sebanyak 106 ribu kicauan.

Dalam deskripsinya di Playstore, Muslim Pro mengklaim bahwa mereka merupakan aplikasi pengingat waktu Sholat paling akurat telah diakui oleh lebih dari 80 juta Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai aplikasi pengingat Sholat, Muslim Pro juga memiliki fitur Al-Qur'an digital, penunjuk arah Kiblat, kalender Hijriyah, serta peta untuk menemukan lokasi rumah makan halal, Masjid, dan lain-lain.

Dilansir dari Motherboard Vice seperti dikutip oleh SindoNews.com, Militer Amerika Serikat membeli data dari aplikasi yang tampaknya tidak berbahaya. Data yang dibeli berupa data pergerakan granular orang di seluruh dunia.

Diketahui secara spesifik, salah satu pembelinya ialah Komando Operasi Khusus AS (USSOCOM) atau badan khusus yang menangani kontra-pemberontakan, kontra-terorisme, dan berbagai aktivitas rahasia di seluruh dunia.

Kata Muslim Pro menjadi trending topic populer nomor 4 wilayah Indonesia di Indonesia.

Sumber: Twitter.com

Selain itu, seperti dikutip oleh Russia Today pada Selasa (17/11/2020), Tim Hawkins, selaku Juru bicara USSOCOM, telah mengonfirmasi bahwa komando tersebut telah menggunakan Babel Street's Locate X untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri.

"Kami sangat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika," tambah Hawkins.

Akan tetapi, Hawkins menolak menjawab dan memilih bungkam akan apa yang kelas dilakukan oleh Militer AS dengan data orang-orang dari luar Amerika Serikat. USSOCOM juga disebutkan telah menghabiskan sekitar USD90.000 pada bulan April guna membeli lisensi Locate X dan alat analisis teks Babel X.

X-Mode yang disebut sebagai perusahaan lainnya yang membeli data tersebut menggunakan perangkat lunak pengembangan kits (SDK) dalam aplikasi untuk mengumpulkan data dan menjualnya ke pihak ketiga, termasuk kontraktor pemerintah Amerika Serikat. Meskipun laporan tersebut tidak menentukan aplikasi apa saja yang datanya telah diambil oleh Locate X, laporan tersebut menyebutkan sejumlah aplikasi yang mengirim datanya ke X-Mode.

Dilansir dari laman SindoNews.com, laporan yang dibuat Motherboard VICE tidak menunjukkan pengetahuan akan operasi spesifik apa pun yang telah digunakan oleh Militer Amerika Serikat dengan data lokasi berbasis aplikasi ini. Tetapi, laporan tersebut menunjukkan bahwa Militer Amerika Serikat telah mengakui menggunakan data tersebut pada tahun 2015 guna menguak target serangan drone di Timur Tengah.

Penulis : Erica Fridadixa

Editor : Mega


TerPopuler

close